Setealh kita mengenal Medai tanam dan nutrisi untuk menanam dengan hidroponik, kali ini kita akan mengenal sistem tanam hidroponik yang biasa digunakan dalam sekala hobby maupun pertanian hidroponik. Dalam bercocok tanam dengan hidroponik pada umumnya dikenal 8 sistem, apa saja? mari saya kenalkan satu persatu :
Sistem Statis atau passive technique
Sistem ini merupakan saudara dari sistem wick (sistem sumbu) bedanya untuk sistem statis ini air larutan nutrisi tidak bersirkulasi atau naik ke media tanam karena di sistem ini akar tanaman terendam langsung ke larutan nutrisi. Untuk kebutuhan oksigen bisa dibantu memalui aerator aquarium atau ditambahkan sedotan untuk meniupkan udara kedalam larutan. Sistem statis ini biasa digunakan untuk skala hobi, dan cocok untuk tanaman hias maupun tanaman sayuran yang berumur pendek seperti selada dan sawi.
Sisetm Wick atau sistem sumbu
Beda dengan sistem statis, sistem wick (sistem sumbu) ini memanfaatkan sumbu untuk mengalirkan air larutan nutrisi ke atas sampai mencapai media tanam dan akar tanaman. media yang digunakan sebagai sumbu biasanya menggunakan kain flanel. nah kedua sistem sederhana ini (sistem statis dan sistem sumbu) dapat dibuat dengan barang-barang yang sudah tidak terpakai di rumah.
Sistem Run to Waste atau sistem siram
Sistem ini sebenarnya sama dengan sistem penanaman convesional yang perlu penyiraman setiap hari. Untuk Hidroponik yang menggunakan sistem ini air nutrisi yang di siramkan dan membasahi media/tanaman tidak digunakan lagi melainkan di buang. Penyiramanya dapat dilakukan dengan manual ataupun dengan dibantu pompa air dan timer listrik.
Sistem Water Culture atau Rakit Apung
Sistem water culture atau rakit apung merupakan sistem tanam aktif yang paling sederhana, dengan memanfaatkan media styroform untuk mengapungkan tanaman diatas air larutan nutrisi dibantu dengan pompa udara yang akan menyuplai oksigen bagi akar tanaman.
Sistem NFT (Nutrient Film Technique)
Sistem NFT ini yang paling populer dipakai di Indonesia, Sistem dengan NFT ini akar tanaman tumbuh pada lapisan nutrisi yang dangkal dan tersirkulasi sehingga tanaman dapat memperoleh cukup air, nutrisi dan oksigen. Sistem NFT ini dirancang dengan kemiringan tertentu agar air mengalir hinga dapat bersirkulasi. sistem ini biasa dibantu dengan pompa air untuk mengalirkan air larutan nutrisi ke bagian paling atas. Karena kebutuhan akan listrik yang wajib, banyak petani yang melakukan sedikit modifikasi dengan membuat sistem tanggul, agar ketika listrik mati nutrisi masih dapat di supply karena air masih sedikit menggenang.
Sistem Pasang Surut (Ebb and Flow)
Sistem pasang surut ini biasanya digunakan untuk tanam didalam pot seperti krisan dan aster. Pot diletakan dalam bak penampungan, untuk kemudian dialiri larutan nutrisi hingga ketinggian tertentu sampai akar tanaman terendam. Dan setelah terendam dalam waktu tertentu larutan nutrisi akan di surutkan kembali agar akar tanaman tidak jenuh air.
Sistem Fertigasi (Irigasi tetes)
Sistem Fertigasi ini merupakan salah satu sistem yang sering dipakai dalam sekala industri. Sistem ini dilakukan dengan memberikan air dan larutan nutrisi sedikit demi sedikit secara berkelanjutan sepanjang hari. Setetes demi setetes, untuk menjaga tanaman mendapatkan nutrisi dan air yang cukup.
Sistem Aeroponik
Sistem aeroponik juga merupakan pilihan sistem hidroponik yang digunakan dalam sekala industri, di Indonesia tidak sedikit pula yang sudah mempraktekannya. Hidroponik dengan sistem ini adalah cara bercocok dimana akar tanaman menggantung diudara tanpa media kemudian nutrisi akan di seprotkan melalui sprayer ke akar tersebut.
Ok demikian pengenalan sistem yang digunakan dalam berhidroponik, masing-masing sistem akan saya bahas di dalam pembahasan tingkat lanjut sesuai levelnya. pastikan terus ikuti panduan berhidroponik di belajar hidroponik.
0 comments:
Post a Comment